Arab Saudi atau al-Mamlaka al-Arabiyya, adalah sebuah negara Arab dan juga negara yang paling besar di Semenanjung Arab. Luasnya sekitar 2.150.000 kilometer persegi (830.000 sq mi) dengan jumlah penduduknya sekitar 27.6 juta jiwa.
Perekonomian Arab Saudi berbasiskan petroleum, sekitar 75% dari anggaran pendapatan dan 90% dari pendapatan ekspor berasal dari industri minyak bumi. Cadangan minyaknya sekitar 260 miliar barrel, yang merupakan 24% dari total cadangan minyak bumi dunia.
Pemerintah negara ini berupaya mendorong pertumbuhan di sektor swasta dengan melakukan privatisasi industri seperti pada pembangkit listrik dan telekomunikasi, yaitu dengan mengumumkan rencana untuk mulai privatisasi perusahaan listrik pada tahun 1999, yang diikuti privatisasi perusahaan telekomunikasi. Minimnya sumber air serta pertumbuhan penduduk yang cepat menghambat upaya pemerintah untuk meningkatkan swasembada produk pertanian.
Tadawul (indeks pasar saham Saudi) dipenghujung tahun 2004 meningkat sebesar 76,23% dan ditutup pada level 4.437,58 poin. Kapitalisasi pasar naik 110,14% dari tahun sebelumnya ke posisi $ 157.3 milyar (SAR 589.93 miliar), yang menjadikan Arab Saudi sebagai pasar saham terbesar di Timur Tengah.
Untuk diversifikasi perekonomian, Arab Saudi meluncurkan sebuah kota di pantai barat dengan investasi melebihi $ 26,6 miliar. Kota yang dinamakan "King Abdullah Economic City", akan dibangun di dekat kota industri al-Rabegh sebelah utara Jeddah. Kota baru ini memulai pembangungan konstruksi pada Desember 2005, juga termasuk sebuah pelabuhan yang merupakan pelabuhan terbesar di kerajaan. Dengan menempati luas garis pantai sepanjang 35 km, di kota ini juga akan dibangun industri petrokimia, farmasi, pariwisata, keuangan, pendidikan, dan pusat penelitian.
Kota ini akan dibagi menjadi enam komponen utama: zona industri, pelabuhan laut, Residential Area, resort pantai, Educational Zone, dan sebuah Central Business District (CBD) yang memiliki Financial Island.
King Abdullah Economic City direncanakan akan selesai pada tahun 2020. Keenam kota-kota industri baru tersebut dimaksudkan untuk diversifikasi ekonomi Arab Saudi, dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan per kapita. Pemerintah menargetkan bahwa pendapatan per kapita akan naik dari $ 15.000 pada tahun 2006 menjadi $ 33.500 pada 2020.
Terlepas dari upaya pemerintah untuk mempromosikan Saudization , negara menarik porsi yang signifikan dari tenaga kerja luar negeri, terutama dari Asia Selatan dan Asia Tenggara (khususnya India, Pakistan, Bangladesh, Indonesia, Filipina, Nepal, Sri Lanka), Asia Timur, Afrika Timur dan dari negara-negara Timur Tengah lainnya. Juga beberapa orang dari Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa. Ratusan ribu pekerja terampil maupun non-terampil dari daerah negara berkembang bermigrasi ke Arab Saudi, kadang hanya untuk bekerja waktu singkat. Walau angkanya tidak diketahui secara riil, yang pasti banyak ahli terampil perbankan dan jasa yang mencari pekerjaan di Kerajaan ini.
Perekonomian Arab Saudi berbasiskan petroleum, sekitar 75% dari anggaran pendapatan dan 90% dari pendapatan ekspor berasal dari industri minyak bumi. Cadangan minyaknya sekitar 260 miliar barrel, yang merupakan 24% dari total cadangan minyak bumi dunia.
Pemerintah negara ini berupaya mendorong pertumbuhan di sektor swasta dengan melakukan privatisasi industri seperti pada pembangkit listrik dan telekomunikasi, yaitu dengan mengumumkan rencana untuk mulai privatisasi perusahaan listrik pada tahun 1999, yang diikuti privatisasi perusahaan telekomunikasi. Minimnya sumber air serta pertumbuhan penduduk yang cepat menghambat upaya pemerintah untuk meningkatkan swasembada produk pertanian.
Tadawul (indeks pasar saham Saudi) dipenghujung tahun 2004 meningkat sebesar 76,23% dan ditutup pada level 4.437,58 poin. Kapitalisasi pasar naik 110,14% dari tahun sebelumnya ke posisi $ 157.3 milyar (SAR 589.93 miliar), yang menjadikan Arab Saudi sebagai pasar saham terbesar di Timur Tengah.
Untuk diversifikasi perekonomian, Arab Saudi meluncurkan sebuah kota di pantai barat dengan investasi melebihi $ 26,6 miliar. Kota yang dinamakan "King Abdullah Economic City", akan dibangun di dekat kota industri al-Rabegh sebelah utara Jeddah. Kota baru ini memulai pembangungan konstruksi pada Desember 2005, juga termasuk sebuah pelabuhan yang merupakan pelabuhan terbesar di kerajaan. Dengan menempati luas garis pantai sepanjang 35 km, di kota ini juga akan dibangun industri petrokimia, farmasi, pariwisata, keuangan, pendidikan, dan pusat penelitian.
Kota ini akan dibagi menjadi enam komponen utama: zona industri, pelabuhan laut, Residential Area, resort pantai, Educational Zone, dan sebuah Central Business District (CBD) yang memiliki Financial Island.
King Abdullah Economic City direncanakan akan selesai pada tahun 2020. Keenam kota-kota industri baru tersebut dimaksudkan untuk diversifikasi ekonomi Arab Saudi, dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan per kapita. Pemerintah menargetkan bahwa pendapatan per kapita akan naik dari $ 15.000 pada tahun 2006 menjadi $ 33.500 pada 2020.
Terlepas dari upaya pemerintah untuk mempromosikan Saudization , negara menarik porsi yang signifikan dari tenaga kerja luar negeri, terutama dari Asia Selatan dan Asia Tenggara (khususnya India, Pakistan, Bangladesh, Indonesia, Filipina, Nepal, Sri Lanka), Asia Timur, Afrika Timur dan dari negara-negara Timur Tengah lainnya. Juga beberapa orang dari Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa. Ratusan ribu pekerja terampil maupun non-terampil dari daerah negara berkembang bermigrasi ke Arab Saudi, kadang hanya untuk bekerja waktu singkat. Walau angkanya tidak diketahui secara riil, yang pasti banyak ahli terampil perbankan dan jasa yang mencari pekerjaan di Kerajaan ini.
No comments:
Post a Comment