Mesir adalah salah satu negara yang paling padat penduduknya di Afrika dan Timur Tengah. Sebagian besar atau sekitar 76 juta jiwa tinggal di tepi Sungai Nil, yang menempati area seluas sekitar 40.000 kilometer persegi (15,000 sq mi). Daerah luas Gurun Sahara jarang dihuni. Sekitar setengah penduduk Mesir tinggal di daerah perkotaan, yang tersebar di Kairo, Alexandria dan kota-kota besar lainnya di Delta Nil.
Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa di dunia monumen paling terkenal, termasuk Kompleks piramida Giza dan Sphinx. Juga kota selatan Luxor mengandung banyak benda-benda kuno, seperti Kuil Karnak dan Lembah Para Raja. Secara luas Mesir memiliki peranan politik dan budaya yang penting di Timur Tengah.
Perekonomian Mesir terdiri dari sektor pertanian, media, ekspor minyak bumi, dan pariwisata; ada juga lebih dari tiga juta orang Mesir bekerja di luar negeri, terutama di Arab Saudi, Teluk Persia dan Eropa. Pemerintah telah berjuang untuk mempersiapkan ekonomi sejak awal milenia yang baru melalui reformasi ekonomi dan investasi besar-besaran di bidang komunikasi dan infrastruktur fisik.
Pendapatan utamanya berasal dari pariwisata serta lalu lintas yang melewati Terusan Suez. Mesir memiliki pasar energi yang berasal dari batu bara, minyak, gas alam, dan PLTA (hydro-power). Banyaknya deposit batu bara di timulaut Sinai yang mampu memproduksi batu bara hingga 600.000 ton per tahun. Minyak dan gas diproduksi di daerah padang pasir barat, Teluk Suez, dan Delta Sungai Nil. Mesir memiliki cadangan gas yang cukup besar, diperkirakan 1.940 kilometer kubik, serta gas alam cair (LNG) yang diekspor ke berbagai negara.
Kondisi ekonomi Negara ini mulai membaik setelah masa stagnasi dari penerapan kebijakan ekonomi yang lebih liberal oleh pemerintah, serta peningkatan pendapatan pariwisata dan melonjaknya bursa saham. Sebagian besar reformasi ekonomi yang dilakukan pemerintahan baru sejak tahun 2003 yaitu dengan melakukan pemotongan tarif dan beacukai.
Undang-undang perpajakan baru yang mulai diimplementasikan sejak tahun 2005, dengan melakukan penurunan pajak korporasi dari 40% ke 20% saat ini, menghasilkan peningkatan penerimaan pajak hingga 100% pada tahun 2006. FDI (Foreign Direct Investment) ke Mesir telah meningkat cukup besar dalam beberapa tahun terakhir karena liberalisasi ekonomi yang baru-baru ini diterapkan oleh Menteri Perinvestasian, Mahmoud Mohieddin, lebih dari US $ 6 miliar pada tahun 2006.
Namun, banyak orang Mesir yang mengkritik pemerintahan mereka karena harga barang-barang kebutuhan pokok yang lebih tinggi, sementara standar hidup atau daya beli mereka relatif stagnan. Korupsi juga sering dipersalahkan oleh rakyat Mesir sebagai penghambat utama untuk merasakan manfaat dari kesejahteraan yang baru diperoleh.
No comments:
Post a Comment